}

Monday, 11 November 2013

orang berhutang

Sedang Berhutang Koq Malah Disuruh Membeli Asuransi?
Apakah perlu membeli asuransi saat berutang atau mengambil kredit. Entah itu kredit kepemilikan rumah, mobil, kartu kredit, atau yg lainnya.
Intinya, mereka mengambil kredit atau utang karena butuh uang utk membeli sesuatu. Nah, disaat kekurangan uang, mereka malah disuruh mengeluarkan uang utk membeli asuransi. Sangat tdk logis bukan?
Jawabannya simple. Orang yg mengambil kredit / utang sebenarnya tdk perlu membeli asuransi selama ada ASET yg bisa dipakai utk membayar kredit / utang tersebut apabila terjadi kemacetan pembayaran kredit.
Kemacetan pembayaran biasanya disebabkan oleh risiko hidup seperti sakit, cacat, atau meninggal, bukan karena macet akibat di-PHK dan sejenisnya.
Aset tersebut bisa berupa uang tunai di bank, deposito, rumah atau mobil. Bukankah agunan berupa rumah atau mobil yg dibeli sudah cukup sehingga tidak perlu membeli asuransi lagi?
Iya..!! Memang sudah cukup bagi bank, kalau mereka rela aset yg sudah dibeli dgn hasil kerja keras mereka, yaitu rumah atau mobil, disita oleh bank krn pembayaran kreditnya macet.
Namun, akan terjadi kerugian bagi mereka. Misalnya, jika rumah disita oleh bank, bagaimana nasib keluarga yg menempati rumah tersebut?
Jadi, utk menghindari kerugian tersebut, asuransi bisa dipakai sebagai "hedging" apabila risiko hidup terjadi. Apalagi utk kredit yg tdk memakai agunan seperti KTA & kartu kredit, keluarga pasti akan resah dikejar-kejar debt collector. Tagihan kartu kredit yg tidak terbayarkan akan membengkak karena bunga-berbunga. Apalagi, bunga kartu kredit tidak kecil, 3%-4% per bulan. Hal ini tentu akan sangat memberatkan keluarga, khususnya dlm hal keuangan. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Nah... saya rasa anda pasti sudah bisa menjawab sendiri, apakah orang yg berutang perlu membeli asuransi? Untuk layanan Asuransi ping Me({})







Wednesday, 30 October 2013

MENJADI ORANG TUA BIJAK

Dear Parents

"Jangan memberi Beban saat menua"
Saat duduk menunggu antrian di sebuah bank beberapa waktu yang lalu…
Saya memulai percakapan kecil dengan orang tua yang umurnya sebaya dengan ayah saya. Saat pertama mengamatinya Dia tampak membulak balik buku tabungan pada lembar terakhir.
Ternyata dia sedang menunggu dengan harap cemas kiriman dari anak perempuannya yang bekerja di luar negeri…
Banyak dari orang Tua yang tidak mempersiapkan masa Tuanya. Tugas mereka hanya menyekolahkan anak² mereka…
Sampai bisa bekerja.
Anak² seolah² jadi investasi balas budi, karena saat menua bisa jadi sandaran Hidup…
Mereka lupa, bahwa diri sendiri harus juga dipersiapkan.
Saya berusaha bekerja keras bukan cuma sebatas melepas dari belenggu kemelaratan, membesarkan, menyekolahkan anak² adalah sebuah konsekuensi dan tanggung jawab bukan investasi masa tua…
Bukan tentang "PENGORBANAN" yang berakhir dengan "HUKUM BALAS BUDI"…
Anak² akan punya kehidupan sendiri dan Bebannya juga pasti tak mudah…
Jadi saya kira saat kita MENUA…
Jangan memberi Beban buat anak² kita. Kita harus tetap jadi Lilin buat anak dan cucu kita…
Waktu muda, saya suka MENUNDA sedikit saja kesenangan, terbiasa melatih membedakan KEINGINAN (WANT) dan KEBUTUHAN (NEED) Karena kondisi pas²an tapi Pelajarannya jadi kebiasaan baik…
Berharap saat "MENUA" nanti, saya tidak akan cemas dengan saldo terakhir di tabungan dan tak menyerahkan nafas financial di tangan anak² tercinta. ({})
Karena ibarat menanam Pohon, benihnya sudah ditabur… dan buahnya akan di petik saat panen Raya tiba.
Saat kita "LAHIR MISKIN"… itu bukan kesalahan kita, Tapi saat kita "MATI MISKIN" itu kesalahan kita ({})
Bijaklah...mulai menabung di rekening kami...SUNLIFE FiNANCIAL ({})
inbox: he11zz@yahoo.com